Workshop Pengolahan Sampah Organik Oleh Siswa SDK Johannes Gabriel Kepada Siswa SDN Tambaksari I

Surabaya-Empat puluh siswa SDK Johannes Gabriel Surabaya melakukan kunjungan ke SDN Tambaksari I Surabaya, Kamis (22/10) siang. Kunjungan ini terkesan istimewa karena siswa SDK Johannes Gabriel mengajak para siswa SDN Tambaksari I Surabaya untuk peduli lingkungan hidup melalui workshop pengolahan sampah organik menggunakan sumur (mini) resapan biopori. Sedikitnya 40 siswa SDN Tambaksari I Surabaya mengikuti workshop yang dipandu beberapa aktivis Tunas Hijau dan pemuda simpatisan dari Inggris James Ogilvie.

Dengan membawa 3 peralatan bor sumur mini, para siswa SDK Johannes Gabriel Surabaya ini mengajak untuk mengolah sampah organik. Caranya dengan membuat sumur-sumur mini (biopori) dengan diameter sekitar 8 cm dan dalam sekitar 50 cm di tanah kosong di sekitar sekolah. Setelah sumur-sumur mini tersebut terbentuk, mereka lantas memasukkan dedaunan kering yang banyak terdapat di sekitar sekolah sambil memadatkannya. Selanjutnya sumur biopori itu ditutup dengan tanah setebal sekitar 3 cm.

Pembuatan sumur biopori ini sangat berguna bagi peningkatan kualitas lingkungan hidup. Dengan sumur biopori tersebut diisi dengan dedaunan kering dan sampah organik lainnya dalam jangka waktu sekitar sebulan akan merubah sampah organik yang ada menjadi kompos. Kompos tersebut tentunya secara langsung akan dapat menambah unsur hara tanah sehingga tanah menjadi lebih subur.

Pengolahan sampah organik dengan cara biopori tersebut juga sangat bermanfaat untuk mencegah banjir. Dengan digantikannya tanah padat dengan sampah organik di dalam sumur mini tersebut, berarti kita menambah semakin banyak pori-pori yang ada di dalam tanah. Semakin banyaknya pori-pori ini membuat air hujan semakin banyak yang terserap ke dalam tanah.

Sementara itu, pengolahan sampah organik khususnya sisa makanan menggunakan keranjang komposter juga merupakan salah satu cara pengolahan sampah organik yang diajarkan siswa SD Johannes Gabriel kepada siswa SDN Tambaksari I. Bagi siswa SD Johannes Gabriel Surabaya, mengolah sampah organik dengan biopori dan keranjang komposter bukan kali pertama. Sebelumnya, didampingi Tunas Hijau, mereka sudah mengolah sampah organik yang dihasilkan warga sekolah dengan dua metode itu di sekolahnya. (roni)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *