Akhiri Masa Orientasi Siswa SMA Dharma Wanita Surabaya, Tunas Hijau Beri Workshop Lingkungan Hidup Dilanjutkan Tanam Pohon

Di depan sekitar 90 siswa baru SMA Dharma Wanita Surabaya, Jumat (17/7), aktivis senior Tunas Hijau Bram Azzaino dan Mochamad Zamroni mengajak mengurangi jejak karbondioksida (Carbon Footprint). Ajakan ini diawali dengan penjelasan bahwa pepohonan di bumi ini semakin berkurang, sedangkan karbondioksida (CO2) semakin banyak dihasilkan manusia. “CO2 yang semakin banyak terdapat di muka bumi ini tidak hanya dihasilkan melalui aktivitas pernafasan manusia,” kata Zamroni dilanjutkan dengan meminta para siswa merasakan daya panas CO2 dengan meletakkan telunjuknya di depan hidung masing-masing.

Permasalahannya, menurut Zamroni, karbondioksida yang bersifat panas itu dihasilkan beberapa aktivitas. “Karbondioksida banyak dihasilkan manusia melalui berbagai macam aktivitas. Diantaranya melalui penggunaan peralatan listrik dan transportasi. Melalui peralatan listrik, karena khususnya di Indonesia, sumber listrik yang digunakan masih belum dari sumber listrik yang bersih. Indonesia masih memanfaatkan batu bara untuk sumber listrik. Sementara itu, setiap pemakaian 10.000 watt listrik akan dihasilkan karbondioksida sekitar 1 kilogram,” kata Zamroni.

Ditambahkan Bram Azzaino, bahwa banyak upaya sederhana yang nyata bisa dilakukan setiap orang untuk mengurangi karbondioksida yang dihasilkan. ”Diantaranya dengan mengoptimalkan penggunaan kendaraan bermotor sesuai dengan kapasitas maksimum kendaraan tersebut. Bila kapasitas maksimal mobil bisa untuk 10 orang, maka sebaiknya mobil itu digunakan untuk 10 orang dan usahakan tidak kurang,” kata Bram Azzaino. Dijelaskan Bram Azzaino bahwa cara ini bisa efektif mengurangi gas rumah kaca yang dihasilkan.

Cara lain yang bisa dilakukan adalah lebih memilih berolah raga di sekitar rumah daripada berolah raga di tempat fitnes yang jauh dari rumah. ”Jalan-jalan dengan kaki lebih sehat dan ramah lingkungan hidup dari pada jalan-jalan dengan mobil atau sepeda motor. Memanfaatkan waktu luas dengan menanam pohon atau mengolah sampah lebih baik daripada digunakan berkeliling dengan kendaraan motor untuk tujuan yang tidak jelas,” tambah Bram Azzaino. Selesai sesi workshop lingkungan hidup, para siswa melanjutkan dengan tanam pohon di lahan kosong sekolah. (roni)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *