Dengan Bantuan Kompos Daun, Tanaman Terong, Tomat Dan Melon Tumbuh Subur di Lahan Miskin Hara

Surabaya- Sejak Agustus 2010 lalu, markas Tunas Hijau pindah ke Semolowaru Indah I Blok T-10. Hanya bergeser satu rumah dari markas sebelumnya, yaitu di Blok T-9. Markas yang baru ini memiliki halaman samping yang lebih luas, serta halaman depan yang masih kosong. Kondisi inilah yang memungkinkan dikembangkannya berbagaiproject lingkungan hidup terapan. Diantaranya pertanian organikdan pengomposan sampah daun.

Pertanian organik dan pengomposan sampah daun dilaksanakan bersamaan pada awal menempati markas yang baru ini. Dua tempat segera penuh berisi sampahdedaunan yang berasal dari pemukiman sekitar. Namun masih perlu menunggu satu bulan untuk menjadi pupuk kompos. Sementara itu, halaman depan juga mulai diolah dengan pembalikan tanahnya menggunakan cangkul dan gancu untuk lahan pertanian organik.

Kendala mulai muncul ketika bibit terong dan lombok yang telah disemai selama tiga minggu mulai ditanam. Hingga dua bulan semenjak penanaman, bibit-bibit ini tidak bisa tumbuh dengan baik.Malahan, semua bibit lombok yang ditanam menjadi layu dan kering. Sedangkan bibit tanaman terong ungu tumbuh kerdil dengan dedaunan berkeriput.Penyebab utamanya adalah struktur tanah yang terdiri dari tanah liat pekat menyerupai tanah liat daerah pesisir serta kandungan tanah yang miskin hara.

Sementara itu, pengomposan sampah daun yang dilakukan mampu menghasilkansekitar 8 karung kompos ukuran 25 kg setiap bulannya. Kompos yang dipanen ini digunakan keseluruhan untuk meningkatkan kesuburan halaman depan yang digunakan untuk menanam berbagai jenis sayuran berumur sedang. Hingga saat ini tak kurang 40 karung kompos yang dihasilkan dari empat kali panen telah ditambahkan sebagai pupuk organik pada lahan yang hanya berukuran 3 x 4 meter.

Kini, setelah empat bulan berlalu, tanaman sayur berumur sedang dapat tumbuh subur berkat pupuk kompos ini. Tanaman terong yang awalnya tumbuh kerdil tanpa bisa berbunga, kini telah menampakkan buahnya. Demikian juga dengan tanaman pare yang tumbuh merambat, yang sekarang telah diganti dengan tanaman merambat lainnya yaitu jenis melon. Tidak hanya tumbuh, tanaman melonjuga mulai berbuah meski baru sebesar dua kepalan tangan orang dewasa. (geng)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *