Janny Mudjijanto, Guru Pembina Ecopreneur SDN Tanah Kalikedinding I Surabaya
Arkensi Student Company SDN Tanah Kalikedinding I Surabaya menargetkan panen kompos sebanyak 700 kg. Bukan jumlah yang sedikit, tentunya. Artinya, jumlah sampah organik yang akan diolah menjadi kompos lebih dari 1,4 ton atau 1.400 kg. Bukan juga sesuatu yang mustahil untuk diwujudkan.
“Ada 4 tong aerob dan 6 keranjang takakura yang kami gunakan untuk mengolah sampah organik menjadi kompos di SDN Tanah Kalikedinding I Surabaya. 700 kg kompos sangat mungkin kami realisasikan pada Ecopreneur 2017,” ujar Janny Mudjijanto, guru pembina lingkungan hidup SDN Tanah Kalikedinding I Surabaya.
Dijelaskan oleh Janny bahwa sampah organik yang akan diolah menjadi kompos adalah sampah organik yang ada di sekolah. “Sampah organiknya adalah sisa makanan kantin dan dari daun-daun tanaman yg ada di sekolah. Anak-anak atau guru juga dimungkinkan membawa sampah organik dari rumah,” kata Janny yang meraih penghargaan sebagai Guru Terbaik SD Ecopreneur 2016.
Janny menjelaskan bahwa tiap Jumat pertama dan ketiga ada acara makan bersama. “Sisa makanan yang tidak termakan masuk keranjang pengomposan takakura untuk diolah menjadi kompos,” jelas Janny. Ada juga lubang resapan biopori di sekolahnya, tapi tidak maksimal karena tanah urug pasir batu. “Yang aktif ya takakura sama tong aerob,” tambahnya.
Untuk menggelorakan program wirausaha lingkungan hidup Ecopreneur 2017, Janny menjalin kerjasama dengan kepala sekolah, teman sejawat, siswa, wali murid dan masyarakat sekitar. “Bahwa belajar itu tidak hanya di dalam kelas akan tetapi melakukan kegiatan di luar kelas. Warga sekolah perlu melihat potensi lingkungan yang ada di sekolah,” kata Janny Mudjijanto.
Jumlah sampah kertas yang ditargetkan akan diolah oleh Janny dan tim ecopreneurnya tergolong sangat banyak. 1250 kg sampah kertas. Sampah kertas sebanyak itu adalah terbagi menjadi sampah koran dan sampah kardus. (ron)