Program Sustainability Living PLN Libatkan 18 SDN se Kecamatan Mulyorejo dan Sukolilo
18 Sekolah Dasar Negeri se Kecamatan Mulyorejo dan Sukolilo, Kota Surabaya, diajak mengelola lingkungan hidup secara berkelanjutan melalui program Sustainability Living School yang diselenggarakan oleh Tunas Hijau bersama PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Timur dan Bali II dan Pemerintah Kota Surabaya.
Sekolah itu adalah SDN Kalijudan I, SDN Kalisari I, SDN Kalisari II, SDN kejawan Putih I, SDN Manyar Sabrangan II, SDN Mulyorejo I, SDN Sutorejo I, SDN Keputih 245, SDN Klampis Ngasem I, SDN Klampis Ngasem II, SDN Klampis Ngasem III, SDN Klampis Ngasem V, SDN Medokan Semampir I, SDN Menur Pumpungan, SDN Menur Pumpungan IV, SDN Nginden Jangkungan I, SDN Semolowaru I, danSDN Semolowaru IV.
Program Sustainability Living School itu dimulai dengan pelatihan yang diselenggarakan di aula SMPN 19 Surabaya, Kamis (12/9/2019). Bantuan sarana/prasarana pengelolaan lingkungan hidup diberikan kepada tiap sekolah peserta program ini. Bantuan tersebut adalah 2 komposter aerob, 2 bor biopori, 1 set alat daur ulang kertas plus blender, dan 20 pohon.

Menurut Alami Nikita, bagian Komunikasi PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Timur dan Bali II, sekolah di dua kecamatan ini diajak mengolah sampahnya. “Bantuan sarana/prasarana pengelolaan lingkungan hidup diharapkan akan digunakan secara optimal setiap harinya,” kata Alami Nikita.
Tunas Hijau akan membantu 18 sekolah tersebut untuk mengoptimalkan bantuan sarana/prasarana yang diberikan. “Kami akan ajak warga sekolah di dua kecamatan itu untuk aktif mengoptimalkan bantuan sarana/prasarana yang diberikan,” kata Aktivis Senior dan Presiden Tunas Hijau Mochamad Zamroni.
Pada workshop yang digelar di aula SMPN 19 Surabaya itu, para Eco Ranger (sebutan siswa kader lingkungan program ini) diajak untuk praktek membuat lubang resapan biopori. Mereka juga diajak praktek mengolah sampah organik dan mendaur ulang sampah kertas. “Semua praktek dengan memanfaatkan bantuan yang diberikan,” tambah Nikita.

Pada workshop sehari di SMPN 19 Surabaya itu, 90 siswa dan guru peserta dari 18 sekolah itu juga diajak menghindari musibah dari penggunaan listrik sehari-hari. Diantaranya dengan menggunakan peralatan listrik yang ber-SNI. “Bantu PLN memastikan kabel listrik di sekitar tidak dilanggar makhluk hidup atau benda lain,” terang Ilham dari divisi K3L PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Timur dan Bali II.
Penulis: Richi Razak