Siswa Kader Lingkungan SDK Theresia I Buat Proyek Berkelanjutan
Surabaya- Asap kendaraan bermotor, asap pabrik, asap pembakarn sampah merupakan realita yang mudah dijumpai di perkotaan. Di kota Surabaya misalnya, masih sering kita jumpai hal seperti ini. Asap-asap tersebut mengakibakan polusi udara. Dampaknya, masyarakat dapat mengalami infeksi saluran pernafasan akut. Inilah kutipan permasalahan yang diangkat oleh siswi kelas 5 yang tergabung dalam tim lingkungan hidup SDK Santa Theresia 1, Sabtu (21/8) pagi, pada pembinaan lingkungan hidup oleh Tunas Hijau.
Mengawali pembinaan akhir pekan ini, sekolah yang telah mendapatkan penghargaan sebagai Sekolah Adiwiyata Nasional Mandiri Presiden Republik Indonesia Soesilo Bambang Yudhoyono tahun 2010 terus melatih kader lingkungan hidupnya. Sebanyak 40 siswa kelas 3, 4 dan 5 tergabung dalam pembinaan berkelanjutan ini. Dimulai pukul 07.30 para siswa ini berkumpul di teras ruang kesenian sekolah mereka. Aktivis Tunas Hijau Akbar Wahyudono mendampingi jalannya pendidikan lingkungan hidup ini.
Dibagi dalam beberapa kelompok, para siswa ini membahas permasalahan lingkungan hidup yang ada di sekolah mereka dan di kota Surabaya. “Kakak akan membagi menjadi 8 kelompok, nanti teman-teman silahkan berdiskusi masalah lingkungan hidup yang ada di sekolah dan di kota Surabaya,” ujar Akbar Wahyudono. Tujuannya, agar para siswa kader lingkungan hidup sekolah ini lebih memahami permasalahan dan bisa memberikan solusi permasalahan secara nyata meskipun sederhana.
Beragam masalah lingkungan hidup dicurahkan setiap kelompok. Diantara masalah itu adalah polusi udara, polusi air, dampak pemanasan global, banjir hingga permasalahan sampah. “Asap kendaraan bermotor sering mengganggu pernapasan saya saat pulang sekolah. Apalagi di depan sekolahku sudah jalan raya. Berbeda sekali rasanya menghirup udara di dalam area sekolah dengan di luar gerbang sekolah,” ujar Nicholas ketika menceritakan keadaan ini kepada aktivis Tunas Hijau. (akbar)