SMKN 1 Turen Kabupaten Malang Mencari Modul Lingkungan Hidup

Penyediaan pelajaran lingkungan hidup secara monolitik menjadi kendala bagi SMK Negeri 1 Turen Kabupaten Malang dalam pemberian pendidikan lingkungan hidup (PLH) pada siswanya. Informasi ini didapat tim evaluasi Adiwiyata Jawa Timur, Rabu (25/2). Maklum, jurusan yang ada di sekolah ini adalah tata busana, tata boga atau restoran, teknologi komputer jaringan, akuntansi, penjualan dan administrasi perkantoran. Pembelajaran lingkungan hidup yang sudah diberlakukan saat ini adalah integrasi pada pelajaran ilmu pengetahuan alam dan pelajaran kesehatan dan keselamatan kerja.

Pada kegiatan ekstra kurikuler sekolah, PLH selama ini juga masih hanya terdapat pada palang merah remaja (PMR) dan pramuka. Implementasi PLH pada PMR juga masih sebatas penyelenggaraan pelatihan tahunan di daerah hutan. Sementara PLH pada ekstra pramuka, selain dalam bentuk penyelenggaraan pelatihan tahunan di hutan, pramuka SMKN 1 Turen juga sering terlibat pada kegiatan tanam pohon di luar sekolah.

Semestinya PLH di SMK ini bisa terdapat pada kursus tambahan yang harus diikuti siswa sepulang sekolah. Pada kursus bahasa asing, isu PLH semestinya bisa menjadi bacaan yang disajikan. Atau bisa juga dengan meminta siswa menuliskan esai tentang isu lingkungan hidup yang ada di sekitar. Demikian pula pada kursus internet, isu PLH semestinya bisa dijadikan tugas siswa untuk mengenal lebih dekat internet. Caranya, bisa dengan pemberian tugas siswa untuk mencari informasi lingkungan hidup terbaru melalui internet.

Dengan jurusan yang ada, SMK Negeri 1 Turen mempunyai potensi menjadi pusat daur ulang sampah plastik. Diantaranya dengan memanfaatkan sampah plastik untuk dijadikan aneka produk seperti dompet, tas, pakaian dan payung. Bahkan sekolah ini bisa mencetak instruktur-instruktur daur ulang sampah plastik yang handal. Selanjutnya tiap instruktur itu membina sekelompok siswa atau masyarakat untuk mendaur ulang sampah plastik. Namun, daur ulang sampah non organik yang sudah dilakukan masih sebatas daur ulang sisa kain praktek busana.

Sekolah ini pernah menyelenggarakan lomba mading (majalah dinding) 3 dimensi bertema lingkungan hidup, 2 Januari 2009. Pada lomba ini, peserta adalah perwakilan seluruh kelas. Tidak hanya karya mading yang harus mengulas lingkungan hidup, namun bahan yang digunakan pada proses pembuatan mading juga harus dari bahan-bahan yang bisa didaur ulang. Sterofoam atau busa dilarang digunakan pada lomba mading ini. (roni)