Urban Farming Dan Ngamen Sampah ala SMKN 7
Surabaya- Banyak cara yang bisa dilakukan untuk menyosialisasikan program lingkungan kepada warga sekolah. Diantaranya seperti yang dilakukan oleh kader lingkungan SMKN 7. Dengan berbekal botol bekas minuman dan galon bekas, mereka menyosialisasikan pemilahan sampah dengan cara Ngamen Sampah. Hal tersebut menjadi program lingkungan terbaru yang disampaikan kader lingkungan pada saat pembinaan lingkungan bersama Tunas Hijau, Jumat (18/1).
“Ngamen sampah ini maksudnya adalah kami akan mengamen ke kelas-kelas dengan menyanyikan yel-yel lingkungan, kemudian sebagai upahnya siswa di kelas harus menyerahkan sampah yang ada di dalam kelas. Tujuan kami adalah ingin membuat kelas menjadi bersih,” ujar Pungki Purwati, siswa kelas 11 TKJ 1 SMKN 7 Surabaya.

Persiapan untuk menjalankan program baru, ngamen sampah pun dimulai dengan membuat lagu yel-yel lingkungan dan menyiapkan peralatan musiknya. ”Kami ini anak PLH. Kami ingin mengambil sampah. Namanya ngamen sampah. Tolong dikasih sampah. Agar bisa kami olah,” teriak Dwi Nuril Hidayati, siswa kelas 10 TKJ 1, menyanyikan yel-yel lingkungan tentang sampah.
2 keranjang kompsoter kosong bertuliskan sampah basah dan kering pun disiapkan oleh kader lingkungan untuk menampung sampah yang diberikan oleh siswa di tiap-tiap kelas. Lebih lanjut lagi, mereka menyosialisasikan pemilahan sampah kepada siswa di kelas. “Teman-teman, kami siang ini akan menyosialisasikan tentang pemilahan sampah, yang dibagi menjadi 2 yakni sampah organik dan non organik,” imbuh Nuril, sapaan akrab Dwi Nuril.
Satu persatu kelas menjadi target lokasi ngamen sampah kader lingkungan sekolah yang berada di Jalan Pawiatan ini. Namun target tersebut tidak bisa dicapai secara maksimal karena terkendala masalah perijinan sekolah. Hal ini disampaikan Pungki Purwati kepada Tunas Hijau bahwa sekolah tidak memberikan ijin untuk masuk ke dalam kelas-kelas karena masih ada kegiatan belajar mengajar.
”Sayang sekali, Kak. Padahal kami sudah mau mengamen sampah dan kami sudah bersemangat untuk bernyanyi sambil mengambili sampah di kelas,” ujar Pungki kepada Anggriyan. Lebih lanjut Pungki menuturkan akan mulai menjalankan ngamen sampah ini pada hari Senin, dan akan membuat jadwal ngamen setiap satu pekan sekali, tepatnya setiap Sabtu.
Tidak hanya ngamen sampah, beberapa program lingkungan pun ditunjukkan oleh kader lingkungan dengan mengajak aktivis Tunas Hijau berkeliling sekolah. Kebun siswa menjadi salah satu program unggulan SMKN 7. Dalam kebun siswa ini, terdapat beraneka macam tanaman seperti terong, sawi, binahong dan cabai.
”Kebun siswa ini dirawat setiap hari oleh siswa, dan memanfaatkan pupuk kompos buatan sendiri dari program pengomposan untuk perawatannya,” ujar Pasha Akbar siswa kelas 12. Sayangnya, dalam kebun siswa ini tidak ada klasifikasi tanamannya, seperti yang disampaikan Anggriyan. “Lebih baik lagi kalau setiap baris ini kalian tanam tanaman yang jenisnya sama, seperti terong. Baris selanjutnya adalah sawi dan baris selanjutnya adalah cabai,” tutur Anggriyan Permana. (ryan)