Berbagi Kiat Menuju Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup Pada 50 Kepala Sekolah di Kabupaten Blitar
Di hadapan sekitar 50 kepala SD, SMP dan SMA se-Kabupaten Blitar, Tunas Hijau berbagi kiat menyiapkan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan hidup. Disampaikan aktivis senior Tunas Hijau Mochamad Zamroni bahwa untuk menuju sekolah peduli dan berbudaya lingkungan hidup dibutuhkan komitmen yang kuat dari kepala sekolah. “Kepala sekolah harus siap-siap cerewet untuk merealisasikan komitmennya pada lingkungan hidup. Tidak kalah pentingnya adalah kerja sama semua guru yang ada,” kata Zamroni yang juga mencontohkan beberapa budaya lingkungan hidup di beberapa sekolah.
Sebelumnya, kepala sub bidang peningkatan peran serta masyarakat Badan Lingkungan Hidup Jawa Timur Wiwik Esti menyampaikan perlunya dukungan dari pemerintah daerah setempat bagi sekolah. “Dukungan pemerintah daerah setempat sangat diperlukan untuk menjaga eksistensi dari program lingkungan hidup menuju sekolah peduli dan berbudaya lingkungan hidup,” kata Wiwik Esti. Lebih lanjut Wiwik menambahkan bahwa sejak awal program ini tahun 2006 hingga sekarang Jawa Timur menjadi barometer nasional.
Nara sumber lain pada sosialisasi itu, Intan Larasati, koordinator Green Education Sekolah Al Muslim Sidoarjo yang juga sekolah mitra Tunas Hijau mengatakan bahwa pendidikan lingkungan hidup harus masuk pada setiap mata pelajaran. “Pada pelajaran matematika, misalnya, dalam hitungan volume benda berdimensi tiga bisa disisipkan tentang isu sampah. Seperti berapa sampah yang diperlukan untuk mengisi penuh sebuah tabung dengan ukuran tertentu,” kata Intan Larasati, guru Green Education SD Al Muslim, yang saat ini telah masuk nominasi nasional Sekolah Adiwiyata 2009.
Sementara itu, pada pembukaan sosialisasi program sekolah peduli dan berbudaya lingkungan hidup, Wakil Bupati Blitar Arif Fuadi menyatakan dukungan pada program tersebut. Lebih lanjut, Arif Fuadi berharap akan ada banyak sekolah-sekolah di Kabupaten Blitar yang memiliki kepedulian dan berbudaya lingkungan hidup melalui program ini. “Pendidikan lingkungan hidup harus diajarkan sejak usia dini. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal harus bisa mengajarkan kepedulian lingkungan hidup pada para siswanya,” kata Walil Bupati Blitar Arif Fuadi pada pembukaan. (roni)