Hari 2 Workshop I Surabaya Eco School 2018 Digelar di SMPN 3, Kamis (27/9/2019)

‘Kendalikan Sampah Plastik’ menjadi tema yang diangkat pada pelaksanaan program lingkungan hidup berkelanjutan sekolah-sekolah Surabaya Eco School 2018. Tema yang diadopsi dari tema lingkungan hidup internasional tersebut mengajak masyarakat Surabaya melalui sekolah-sekolah untuk mengurangi sampah plastik.

Dengan tema tersebut, Tunas Hijau mengajak sekolah-sekolah di Surabaya untuk merealisasikan zero waste. Setidaknya melalui kantin sekolahnya. Yaitu kantin sekolah yang tidak lagi menggunakan kemasan makanan dan minuman sekali pakai. Tujuannya, kantin sekolah hanya akan menghasilkan sampah organik yang bisa diolah menjadi kompos.

Diharapkan, pada akhir tahun 2018 ini, di penghujung program Surabaya Eco School 2018 ini, jumlah sekolah zero waste di Surabaya, yang saat ini berjumlah 16 sekolah, bisa ditingkatkan menjadi sedikitnya 50 sekolah.

Untuk merealisasikan sekolah zero waste dan mengajak sekolah-sekolah Surabaya mengolah sampahnya, bertempat di aula SMPN 3 Surabaya, seluruh SMP swasta yang berada di wilayah 2 dan 4, dijadwalkan mengikuti Workshop I Surabaya Eco School 2018, Kamis (27/9/2018). Hari ini merupakan hari kedua. (*)

Pewarta: Mochamad Zamroni  

14 thoughts on “Hari 2 Workshop I Surabaya Eco School 2018 Digelar di SMPN 3, Kamis (27/9/2019)

  • September 27, 2018 pada 08:39
    Permalink

    Jika hanya kita selaku guru yang mrlakukan zero waste, tanpa ada dukungan dari sekolah bagaimana?
    Sekolah juga tidak pernah menegur pihak kantin yang menggunakan kemasan makanan dan minuman sekali pakai. Di sekolah kami pihak kantin banyak menjual makanan ringan yang tidak sehat. Apa yang harus kami lakukan? Sementara kepala sekolah beserta staf sebagai pihak leader tidak menghiraukan hal tersebut. Mohon bantuannya. Terima kasih

    Balas
    • September 27, 2018 pada 09:54
      Permalink

      Semangat, Bu. Tidak akan ada kebaikan yang sia-sia. Kita mulai dari upaya aktif yang bisa kita lakukan. Jangan lupa terus memberikan keteladanan peduli lingkungan hidup dengan aksi nyata ya

      Balas
  • September 27, 2018 pada 10:12
    Permalink

    Smp unggulan bina insani. Menanggulangi sampah plastik memang sudah cerdas tapi masih banyak yang tidak bisa menghargai lingkungan sekitar,mulai dari membuang sampah sembarang,dll padahal sudah kita siapkan tempat sampah organik dan anorganik tp tetap saja ada yang tidak patuh tatib, untuk kerja bakti dilingkungan sekolah kita sudah mengadakannya dan kita agendakan setiap pekan ke 4.

    Balas
  • September 27, 2018 pada 10:24
    Permalink

    SMP UNGGULAN BINA INSANI, Sosialisasi penggunaan tempat makan dan minum untuk mengurangi sampah plastik, Pemilahan sampah organik dan anorganik, sudah kita lakukan tetapi dalam pelaksanaannya masih banyak kita jumpai sampah yang tidak pada tempatnya, dan untuk pengolahan sampah organik lebih lanjut untuk menjadi kompos masih belum terlaksana tetapi untuk sampah plastik ada beberapa yang sudah kami manfaatkan untuk dibuat produk yang bisa digunakan. dan untuk program bank sampah masih belum terlaksana karena terkendala tempat untuk penampungan sampah.

    Balas
    • September 27, 2018 pada 11:02
      Permalink

      SMP Wardhani, budaya membuang sampah pada tempatnya sudah umum kita dengar. Bahkan pemetaan dalam sampah organik dan non organik sudah dilakukan hampir 60% murid melakukannya. Namun tetapi karna kekurangan sarana prasarana sehingga sampah yg sudah di pisahkan tadi kurang untuk dalam segi pengelolahan dijadikan bahan yg lebih bermanfaat.

      Balas
  • September 27, 2018 pada 10:40
    Permalink

    Pada sekolah swasta terkendala pada yayasan dimana khususnya kantin dkelola oleh yayasan sehingha kami ingin melangkah maju memulai kantin sehat bebas plastik blm bisa dikarenakan adanya hambatan tersebut. pengelolan sampah sisa minuman dan makanan pun terkadang kita masih terkendala oleh petugas kebersihan dikarenakan mrka ingin menjual smpah samph tersebut seperti botol dan plastik. Osis kami sdh mengelola sisa plastil dengan membuat sesuatu kreasi namun kendala biaya dan SDM warga yang blm tahu memahmi kesehatan dan keindahan. semoga ada jawaban dari tunas hijau dlam masalah ini???…

    Balas
  • September 27, 2018 pada 10:41
    Permalink

    Pada sekolah swasta khususnya SMP kami Pawiyatan terkendala pada yayasan dimana khususnya kantin dkelola oleh yayasan sehingha kami ingin melangkah maju memulai kantin sehat bebas plastik blm bisa dikarenakan adanya hambatan tersebut. pengelolan sampah sisa minuman dan makanan pun terkadang kita masih terkendala oleh petugas kebersihan dikarenakan mrka ingin menjual smpah samph tersebut seperti botol dan plastik. Osis kami sdh mengelola sisa plastil dengan membuat sesuatu kreasi namun kendala biaya dan SDM warga yang blm tahu memahmi kesehatan dan keindahan. semoga ada jawaban dari tunas hijau dlam masalah ini???…

    Balas
  • September 27, 2018 pada 10:46
    Permalink

    SMP PGRI 1 Suroboyo
    Progam Eco school butuh dana yg besar dan juga butuh lahan yg luas. Yg bisa kita usahakan yaitu mengurangi penggunaan sampah plastik dengan cara pedagang memyediakan tempat makan minum, untuk tahap selanjutnya insya allah sekolah kami akan membuat kantin sehat paling lambat tahun ajaran baru

    Balas
  • September 27, 2018 pada 10:46
    Permalink

    SMP ISLAM AL MIZAN SURABAYA
    Pengelolaan sampah plastik hanya sebatas pemilahan antara sampah kering dan sampah basah, belum terlalu dioptimalkan untuk dijadikan produk produk ekonomis. Terkadang juga dijual ke pengepul sampah.
    Pengolahan sampah yang sudah berjalan selama ini adalah pengolahan sampah organik yng diolah menjadi pupuk kompos dan dimanfaatkan kembali untuk tanaman sekolah. Kendalanya adalah kurangnya pasokan sampah organik sehingga menghambat proses pengomposan di sekolah.

    Balas
  • September 27, 2018 pada 10:47
    Permalink

    Tanpa adanya kerjasama semua pihak /warga sekolah…maka akan sulit untuk mewujudkan sekolah yang zero weste.perlunya rasa kesadaran pada setiap individual akan kebersihan lingkungan

    Balas
  • September 27, 2018 pada 11:03
    Permalink

    SMP Al Fatah Surabaya membuat peraturan untuk anak2 agar makan dikantin dan tidak boleh dibawa kedalam kelas. Kegiatan ini kita maksudkan agar anak2 bisa terbiasa meminimalkan sampah dan tidak mengotori kelas. Namun pd kenyataannya memang anak2 masih suka diam2 membawa makanan kedalam kelas dan membuat kelas kotor. Kegiatan Eco School sprt ini sangat bermanfaat bagi kami pihak sekolah khususnyaa karena dpt selalu merefresh mindset kita tentang pola Eco School. Terlebih dgn melibatkan siswa didlmnyaa, dgn bgtu siswa yg kami ajak dtg dpt lsg bercerita kpd temannya tentang apa itu Eco School, dan terlebih tentang School Model seperti SMPN 3 Surabaya ini yang memang sangat menginspirasi. Terima Kasih.

    Balas
  • September 27, 2018 pada 11:14
    Permalink

    SMP Wardhani, Budaya mebuang sapah pada tempatnya sudah umum kita dengar, bahkan pemetaan sampah organik dan non organik sudah dilakukan hampir 60% murid melakukannya. Namun tetapi katena kekurangan sarana dan prasarana sehingga sapah yg sudah dipisahkan tadi kurang untuk dalam segi pengelolahan dijadikan bahan yg lebih bermanfaat.

    Balas
  • September 27, 2018 pada 11:17
    Permalink

    Saya Indah dr SMP Al Fatah Surabaya, saya senang bs menghadiri acara seminar Eco School seperti ini. Saya mendapat banyak pengalaman dr SMPN 3 Surabaya yang telah banyak melakukan kegiatan Eco School. Dengan acara seperti ini saya dapat menambah wawasan tentang Eco School dan nanti saya dapat mencoba mewujudkan di sekolah saya dan menyampaikan kepada teman2 saya. Terima Kasih.

    Balas
  • September 29, 2018 pada 10:11
    Permalink

    Menghadiri workshop Surabaya eco school 2018 diSPN 3 Surabaya kemarin membuat inspirasi yang menarik buat saya..
    Namun menerapkan atau mengajak warga sekolah kami jd zero waste itu sangatlah sulit karna kebiasaan yang masih sulit dirubah..
    Untuk saya atau beberapa warga sekolah saja yg bertindak tp tdk ada perintah dari pimpinan untuk itu sangatlah sulit karma apalah saya disekolah kami..
    Jika zero waste ini diputuskan wali kota secara umum pasti akan ada perhatian dan tindakan dri sekolah kami..
    Sekian dri kami
    SMP TANWIR SURABAYA…

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *