Hari Kesehatan Sedunia 7 April: Kesehatanku, Hakku
Hari Kesehatan Dunia diperingati setiap tanggal 7 April sebagai momentum untuk meningkatkan kesadaran masyarakat global terhadap isu-isu kesehatan.
Peringatan ini diinisiasi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sejak tahun 1950, bertepatan dengan hari berdirinya WHO. Setiap tahun, Hari Kesehatan Dunia mengangkat tema berbeda yang mencerminkan tantangan kesehatan paling mendesak di dunia.
Pada tahun 2025, tema Hari Kesehatan Dunia adalah “My Health, My Right” (Kesehatanku, Hakku), yang menekankan pentingnya akses terhadap layanan kesehatan sebagai hak dasar setiap individu.
Tema ini muncul di tengah meningkatnya kesenjangan akses layanan kesehatan, terutama bagi kelompok rentan, seperti masyarakat miskin, penyandang disabilitas, dan mereka yang tinggal di wilayah terpencil.
Salah satu isu kesehatan yang menjadi perhatian internasional saat ini adalah meningkatnya penyakit tidak menular (PTM) seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung. WHO mencatat bahwa lebih dari 70% kematian global disebabkan oleh PTM, dan banyak kasus ini bisa dicegah melalui pola hidup sehat dan akses dini terhadap layanan kesehatan.
Perubahan iklim juga menjadi tantangan kesehatan global yang makin mengkhawatirkan. Gelombang panas ekstrem, polusi udara, dan penyebaran penyakit akibat vektor seperti malaria dan demam berdarah semakin marak. Kondisi ini memperburuk kerentanan masyarakat terhadap berbagai penyakit dan menambah beban sistem kesehatan di banyak negara.
Di Indonesia, berbagai tantangan kesehatan masih harus dihadapi, mulai dari gizi buruk, stunting, hingga keterbatasan layanan kesehatan di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar). Meski begitu, pemerintah dan berbagai organisasi terus berupaya memperbaiki sistem kesehatan nasional, termasuk dengan memperluas cakupan BPJS Kesehatan dan mengembangkan layanan telemedisin.
Kesadaran masyarakat Indonesia terhadap pentingnya pola hidup sehat pun mulai meningkat, terutama pascapandemi COVID-19. Banyak masyarakat kini lebih memperhatikan asupan makanan, olahraga teratur, dan menjaga kesehatan mental. Namun, tantangan seperti hoaks kesehatan, rendahnya literasi medis, dan ketimpangan informasi masih menjadi hambatan besar.
Hari Kesehatan Dunia menjadi momen penting untuk memperkuat kolaborasi antara pemerintah, tenaga kesehatan, swasta, dan masyarakat sipil dalam mendorong akses kesehatan yang adil dan merata. Edukasi dan kampanye publik yang inklusif dan mudah dipahami sangat penting agar setiap lapisan masyarakat merasa terlibat dan terlindungi.
Dengan semangat “Kesehatanku, Hakku”, mari jadikan Hari Kesehatan Dunia sebagai pengingat bahwa kesehatan bukan sekadar urusan individu, melainkan tanggung jawab bersama. Masyarakat Indonesia dapat berkontribusi melalui aksi sederhana: menjaga kebersihan, mendukung program vaksinasi, menyebarkan informasi kesehatan yang benar, hingga mengadvokasi hak-hak kesehatan di komunitas masing-masing. (TunasHijauID)