Hari Ketiga YAWA Malaysia 6th ICCE, 4 Juni 2009 Hujan Mengguyur Saat Cultural & Theme Night

Kamis (4/6), YAWA 6th ICCE yang sudah memasuki hari keempat ini semakin seru saja. Dengan berbagai aktifitas serta kunjungan lapangan yang dijalani membuat para peserta mendapatkan pengalaman baru yang tak terlupakan, karena memang semua kegiatan yang dilakukan adalah bagi mereka. Kesimpulan ini terlihat dari obrolan santai mereka di bus pagi itu yang saling bercerita tentang serunya perjalanan mereka hari sebelumnya. Mereka pun mulai menebak bahwa hari ini pasti tidak akan kalah serunya dengan hari-hari sebelumnya. Ternyata mereka benar!!

Pada hari ketiga ini, mereka menjalani dua kali fieldtrip, hal yang berbeda jika dibandingkan dengan hari-hari sebelumnya. Rombongan mengunjungi Eco School SJK (C) Chi Hwa Sandakan pada paginya. Setelah makan siang, rombongan akan kembali untuk rotasi fieldtrip seperti hari sebelumnya. Khusus untuk grup Proboscis, mereka akan melakukan fieldtrip terpisah, yaitu ke lokasi konservasi Orang Utan Sukau untuk menanam pohon jenis kayu malam. Jenis pohon kayu malam merupakan salah satu pohon pendukung keberlangsungan Orang Utan, karena jenis ini merupakan salah satu makanannya. Untuk mencapai lokasi penanaman tersebut digunakan perahu boat dengan menyisir sungai Kinabatangan, sehingga dapat mencapai lokasi yang memang butuh ditanami. Selesai menanam pohon, peserta menuju ke lokasi Sarang Burung, yaitu Goa Gomantung.

Di ECO School SJK (C) Chi Hwa, saat masuk, peserta mendapat cinderamata berupa bunga kertas karya siswa sekolah tersebut. Bunga kertas ini merupakan salah satu upaya mereka me-recycle sampah kertas. Selain itu, terdapat juga pameran karya daur ulang siswa Chi Hwa lainnya. Di Eco School ini, peserta juga mendapat workshop pembuatan Garbage Enzyme sebagai penyubur tanaman. Di tempat ini dapat dilihat bagaimana sekolah menerapkan perilaku ramah lingkungan dalam kesehariannya dengan pemilahan sampah.

Menjelang petang, ketika semua rombongan telah menyelesaikan fieldtripnya, peserta diantarkan kembali ke resortnya untuk persiapan Traditional and Cultural Theme Night di malam harinya. Awan gelap terlihat mulai memayungi tempat kegiatan yang memang disetting dengan suasana outdoor di RDC. Angin mulai berhembus cukup kencang, ketika satu persatu peserta mulai tiba di lokasi. Namun, kendala cuaca seakan tak menyurutkan semangat para peserta. Tak terlihat ketakutan seandainya hujan turun. Mereka tetap semangat mempersiapkan penampilannya masing-masing. Dengan pakaian khas daerah masing-masing mereka tampak saling berbaur satu sama lain.

Hujan benar-benar turun tak lama kemudian. Pesta sempat terhambat karena derasnya air hujan. Namun, seakan tak memperdulikan air hujan yang jatuh ke tanah, peserta tampak asyik memberikan penampilannya terbaiknya. Suara tepuk tangan terus bergemuruh dari semua orang menyaksikan penampilan dari masing-masing peserta. Terlebih ketika penampilan dari delegasi Tunas Hijau Indonesia yang mengajak setiap orang untuk berani bermimpi tentang lingkungan hidup yang lebih baik. Dengan menyanyikan lagu dari Nidji-Laskar Pelangi, delegasi Tunas Hijau menggugah semangat setiap orang untuk terus bertindak menyelamatkan bumi ini. Sungguh luar biasa apresiasi yang diberikan semua peserta kepada delegasi Tunas Hijau. Menurut para peserta, Tunas Hijau memberikan banyak inspirasi kepada mereka untuk berbuat lebih banyak demi penyelamatan lingkungan hidup. (Dony Kristiawan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *