Sarankan Ayah Menggunakan Pertamax
Oleh: Finalis Puteri Lingkungan Hidup 2010 Yika Nabila Kharisma Putri
Mengendarai kendaraan bermotor roda dua adalah hal yang biasa bagi saya dan keluarga. Bukan saya yang mengemudikan kendaraan bermotor itu, tapi ayah dan mama. Setiap hari, berangkat dari rumah ke sekolah dan pulang dari sekolah ke rumah, saya selalu diantar dan dijemput dengan menggunakan sepeda motor. Saat berangkat ke sekolah, saya diantar oleh ayah. Saat pulang dari sekolah, saya dijemput oleh mama. Saat saya berkegiatan bersama Tunas Hijau, sepeda motor menjadi moda transportasi yang selalu digunakan orang tua untuk antar jemput.
Beberapa bulan lalu, orang tua saya membeli sepeda motor baru. Hemat BBM (bahan bakar minyak) menjadi alasan orang tua saya dalam memilih merk sepeda motor yang dibeli. Seminggu setelah pembelian sepeda motor baru itu, saya dan kedua orang tua pergi menjenguk nenek di Surabaya. Sepeda motor baru itu menjadi moda transportasi kami sekeluarga untuk menuju rumah nenek.
Di tengah perjalanan menuju rumah nenek, ayah menghentikan laju sepeda motor di salah satu SPBU (stasiun pengisian bahan bakar umum) di perbatasan Sidoarjo – Surabaya. Sesampainya di depan petugas SPBU, ayah langsung meminta diisi 3 liter premium. Mendengar permintaan ayah kepada petugas SPBU, saya dengan seketika menyarankan kepada ayah agar tidak menggunakan premium sebagai bahan bakar pada sepeda motor baru itu, melainkan menggunakan bahan bakar jenis pertamax.
Saya jelaskan kepada ayah bahwa menggunakan bahan bakar pertamax lebih ramah lingkungan hidup daripada menggunakan premium. Emisi gas buang pertamax pada kendaraan bermotor lebih sedikit daripada emisi gas buang bahan bakar jenis premium. Sedangkan emisi berdampak pada semakin tingginya polusi udara dan gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global. Terlebih, menggunakan pertamax juga membuat mesin kendaraan bermotor lebih awet. Alhamdulillah, sejak saat itu, ayah selalu menggunakan pertamax untuk sepeda motornya. (ron)