Peningkatan Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD): Ancaman Sepanjang Tahun

Demam Berdarah Dengue (DBD) kembali menjadi sorotan seiring meningkatnya jumlah kasus di berbagai wilayah Indonesia. Dulu, puncak penularan DBD biasanya terjadi pada musim hujan, ketika genangan air menjadi tempat ideal bagi nyamuk Aedes aegypti berkembang biak. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, tren tersebut mulai bergeser. Perubahan karakteristik nyamuk, serta kondisi iklim yang semakin tidak menentu, menjadikan DBD sebagai ancaman sepanjang tahun, tidak lagi musiman.

Nyamuk penyebab dengue kini menunjukkan adaptasi yang lebih agresif terhadap lingkungan. Mereka tidak lagi hanya berkembang biak di tempat yang tergenang air bersih, tetapi juga di tempat-tempat lembap dan teduh di sekitar pemukiman, seperti pot bunga, talang air, dan bahkan penampung air minum. Selain itu, perilaku menggigit nyamuk pun tidak hanya terjadi pada pagi dan sore hari, tetapi bisa berlangsung sepanjang hari, tergantung pada suhu dan kelembaban udara.

Indonesia, dengan iklim tropis yang hangat dan lembap hampir sepanjang tahun, menjadi lingkungan ideal bagi siklus hidup nyamuk dengue. Bahkan saat musim kemarau, banyak wilayah tetap memiliki kelembaban tinggi dan genangan air akibat buruknya sistem drainase. Kondisi ini mendorong peningkatan risiko penularan DBD secara kontinu, sehingga masyarakat perlu mewaspadai DBD tidak hanya di musim hujan, tetapi setiap saat.

Perubahan iklim global juga ikut memperparah situasi. Suhu yang semakin hangat mempercepat proses inkubasi virus dalam tubuh nyamuk, sehingga nyamuk menjadi lebih cepat menularkan virus setelah menghisap darah orang yang terinfeksi. Perubahan ini tidak hanya meningkatkan jumlah nyamuk yang membawa virus, tetapi juga mempercepat penyebaran DBD di komunitas.

Peningkatan kasus DBD juga dipengaruhi oleh rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Banyak warga yang belum secara konsisten menerapkan prinsip 3M Plus (Menguras, Menutup, dan Mendaur ulang + mencegah gigitan nyamuk). Di daerah padat penduduk, penanganan sampah dan air limbah yang buruk memperparah potensi penyebaran nyamuk, terutama di daerah urban yang memiliki banyak tempat penampungan air terbuka.

Kementerian Kesehatan RI mencatat peningkatan kasus DBD dari tahun ke tahun, bahkan di luar musim hujan. Beberapa daerah mencatat lonjakan kasus di bulan-bulan kemarau, yang sebelumnya dianggap aman. Ini menjadi bukti nyata bahwa DBD kini menjadi ancaman yang tidak mengenal musim. Pemerintah terus mendorong kampanye pemberantasan sarang nyamuk, fogging, dan pelaporan dini kasus DBD untuk menekan angka penyebaran.

Untuk melindungi diri dari DBD, masyarakat dihimbau untuk tidak hanya mengandalkan fogging, tetapi juga melakukan upaya pencegahan secara aktif. Langkah-langkah seperti menggunakan kelambu saat tidur, mengenakan pakaian panjang, memasang kawat nyamuk, serta menyebarkan larvasida pada tempat penampungan air harus menjadi bagian dari rutinitas harian. Selain itu, edukasi tentang bahaya dan gejala DBD perlu terus dilakukan, terutama kepada anak-anak dan keluarga.

Dengan meningkatnya adaptasi nyamuk terhadap lingkungan dan perubahan iklim, kita tidak bisa lagi menganggap DBD sebagai penyakit musiman. Dibutuhkan kesadaran kolektif dan tindakan berkelanjutan dari semua pihak—masyarakat, sekolah, pemerintah daerah, hingga tenaga kesehatan—untuk memutus rantai penularan DBD. Kesiapsiagaan sepanjang tahun adalah kunci utama dalam menghadapi ancaman penyakit ini.

46 thoughts on “Peningkatan Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD): Ancaman Sepanjang Tahun

  • Mei 22, 2025 pada 21:27
    Permalink

    ✨WOWW✨ KEREN SEKAL‼️
    Muhammad Raffa Z | SMPN 9️⃣ Surabaya |
    saat ini proyek yang sedang saya lakukan adalah merawat dan melestarikan tanaman Telang atau tanaman bunga Telang, yang kemudian di olah menjadi suatu produk yang bermanfaat untuk masyarakat yang fokus untuk menjaga kesehatan tubuh, karena bunga Telang sendiri ada banyak manfaat.

    Balas
    • Mei 23, 2025 pada 13:12
      Permalink

      Ayo bersihkan lingkungan sekitar agar terhindar dr nyamuk DBD. Semoy kita selalu diberikan kesehatan
      Eno wahyu kamagading
      SDN pacarkeling 1/182sby
      Eco enzyme

      Balas
      • Juni 15, 2025 pada 19:01
        Permalink

        Ayo bersihkan lingkungan sekitar agar terhindar dr nyamuk DBD. Semoga kita selalu diberikan kesehatan dan tidak terkena nyamuk DBD

        Nama : Nandana Akatara Arka Radita
        Sekolah : SDN jemurwonosari 1
        Proyek : pengolahan minyak jelantah

        Balas
  • Mei 22, 2025 pada 21:34
    Permalink

    Wah benar kak, cuaca akhir akhir ini ekstrim sekali sehingga kondisi kesehatan manusia naik turun. Serta, banyak yg terkena DBD dri dampak lingkungan yg kurang bersih atau kumuh.
    Dirumah saya banyak sampahnya dari botol bekas, kaleng bekas, sampah berbahaya (kaca), tutup botol, 1 ton sampah plastik, minyak jelantah, oli bekas, kerdus, kertas pilihan masih banyak lagi. Meskipun banyak sampahnya mama aku kalo jam 6 malam selalu dan selalu membakar obat nyamuk, sehingga dalam seminggu menghabiskan 4 bungkus.
    Tidak apa asalkan nyamuk tidak betah disamoah bersihku di rumah.

    Salam bumi
    Pasti Lestari
    Ayo jogo kebersihan rumah iku utama rek
    Tapi tetap waspodo Yo rek

    Rafa di pemulung sampah plastik 👌

    Balas
    • Mei 23, 2025 pada 06:40
      Permalink

      Pergantian iklim yg tidak sesuai banyak masyarakat yg sakit ,terutama sakit DBD banyak kita jumpai d lingkungan masyarakat karena kondisi iklim yg sangat ektrim.
      Pencegahan DBD bisa kita lakukan dirumah dengan menutup bak atau gentong penampung air . Membersihkan bak mandi secara rutin agar nyamuk tidak berkembang biak.
      Projek saya mengenai Mol Magic Water
      Pembuatan pupuk cair dengan fermentasi bahan- bahan alami menggunakan Mol (Mikroorganisme lokal)
      Nama : Kayla ayu anindya
      Sekolah : SDN WIYUNG 1 SURABAYA
      Proyek : MOL MAGIC WATER

      Balas
      • Mei 23, 2025 pada 13:13
        Permalink

        Memang benar sekali bahwa cuaca akhir – akhir ini di daerah ku yang sering hujan dan banyak sekali orang yang terkena penyakit DBD, Kita memang harus melaksanakan 3M Menguras,Menutup, dan mendaur ulang + mencegah gigitan nyamuk.
        Proyek yang saya lakukan berjudul
        “Terong dilahan sempit solusi hijau untuk sekolah mandiri pangan”
        dengan bertujuan memanfaatkan lahan sempit di sekolah agar tidak menjadi sarang tikus atau tempat yang tidak digunakan.
        Nama: Adinda Quenza Ramadhani
        Sekolah: SDN KANDANGAN 1 Surabaya
        Proyek: Budidaya tanaman terong

        Balas
  • Mei 22, 2025 pada 21:34
    Permalink

    mencegah penyakit demam berdarah yang pertama adalah memastikan rumah terlindungi dari nyamuk dengan memasang tirai atau kelambu di tempat tidur. Pemasangan kelambu dapat mencegah nyamuk mendekat saat Anda tidur. Alhasil, tidur pun menjadi lebih nyenyak.
    Reynando Yudhistira putra
    SDN Wiyung 1 Surabaya
    Pengolahan sampah plasik

    Balas
  • Mei 22, 2025 pada 22:06
    Permalink

    Wahh benerr sihh, mangkanya banyakk nyamuk yang sering gigit akhri akhri ini, gegara ada peningkatan tohh tiap taun nyaaa…
    ini nih perlu di tindak lanjuti sihh, ayokk temen temen jangan biarkan ada air menggenang di sekitar agar tidak ada nyamuk yang berkembang biak biar tidak menjadi sumber penyakit jugaa…
    kalo bisa bikin produk obat anti nyamuk loo yang berbahan alami siapa tau dapat di lombakan di pangput 2025 ini…
    okee semangat temen temen..

    Saya Rudhy Syahputra Alam,
    dari SMPN 11 Surabaya
    Proyek : Pengolahan Sampah Organik dengan Menggunakan Maggot

    Balas
    • Juni 2, 2025 pada 23:29
      Permalink

      🙀Wah, artikelnya keren banget! Bikin kita sadar kalau DBD itu ternyata bukan cuma ancaman pas musim hujan aja, tapi bisa datang kapan pun, sepanjang tahun! Apalagi cuaca sekarang sering nggak nentu—kadang panas banget, terus tiba-tiba hujan deras. Nah, kondisi begini tuh justru jadi “surga” buat nyamuk berkembang biak.

      Penjelasannya juga ringan dan gampang dipahami, kayak ngobrol bareng teman sendiri. Kita jadi diingatkan buat nggak males-malesan lagi bersihin genangan air, talang air, atau tempat penampungan yang bisa jadi sarang nyamuk. Kadang hal-hal kecil kayak lupa nutup ember atau males buang air di pot bisa jadi penyebab besar, lho!

      Pokoknya, artikel ini pas banget buat bikin kita lebih waspada tapi tetap semangat jaga kebersihan lingkungan. Terima kasih udah ngingetin lewat cara yang asyik dan informatif!

      Nama Lintang Tabia Ramadhan
      Sekolah SMPN 11 Surabaya
      Kota Surabaya
      💚💞🌳Salam bumi pasti lestari ☘️🌱🌏

      Balas
  • Mei 22, 2025 pada 23:28
    Permalink

    DBD sangat berbahaya, siklus pelana kudanya mengecoh penderita, dikiranya sudah baikan, tetiba berada di fase kritis. Tak sedikit menimbulkan kematian. Mencegah lebih baik dari mengobati maka harus jaga kebersihan dan jangan lupa jags kondisi tubuhdengan perbanyak makan buah dan sayur. Terima kasih edukasi yang menjadi pengetahuan baru bagi saya

    Charissa Rafanda Rabbaniyyah
    SDN Pakis 3 Surabaya
    JP. Budidaya tanaman okra

    Balas
  • Mei 23, 2025 pada 02:57
    Permalink

    #Eco-innovations-of-datela

    Di tengah meningkatnya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD), kita membutuhkan solusi yang bukan hanya efektif, tapi juga aman bagi lingkungan dan manusia. Di sinilah BIO-ZAP hadir sebagai inovasi lokal berbasis alam: biolarvasida alami berbentuk tablet, dibuat dari ekstrak daun ketela rambat (Ipomoea batatas), tanaman yang yang saya budidayakan sendiri di sekolah

    BIO-ZAP bekerja dengan cara menghambat perkembangan jentik nyamuk Aedes aegypti pada tempat-tempat genangan air, seperti talang bocor, pot bunga, bak mandi, atau saluran air yang sulit dijangkau. Bentuknya berupa tablet praktis EVERSENSE, tinggal jatuhkan saja ke air, dan biarkan zat aktif dari daun ketela bekerja.

    Keunggulan BIO-ZAP:

    ✓ Ramah lingkungan – tidak mencemari tanah, air, atau membunuh serangga lain yang tidak berbahaya.
    ✓ Aman untuk manusia dan hewan peliharaan – tidak beracun seperti pestisida sintetis.
    ✓ Efektif menekan populasi jentik nyamuk – hasil uji awal menunjukkan penurunan jentik dalam 24–48 jam.
    ✓ Praktis dan tahan lama – cukup satu tablet untuk satu minggu perlindungan di satu titik genangan.

    BIO-ZAP tidak menghasilkan asap atau bau menyengat seperti fogging, dan tidak meninggalkan residu kimia berbahaya seperti abate. Ini membuatnya cocok untuk digunakan di lingkungan rumah, sekolah, taman, atau fasilitas umum.

    Dengan mengolah kekayaan lokal (daun ketela rambat yang mudah ditemukan dan cepat tumbuh) BIO-ZAP juga mendukung ekonomi hijau dan solusi berbasis alam yang berkelanjutan.

    BIO-ZAP bukan sekadar produk, tapi bagian dari gerakan: menjaga kesehatan, melindungi lingkungan, dan memberdayakan potensi lokal.

    Yuk, bersama BIO-ZAP, kita lawan nyamuk tanpa merusak alam!

    Salam,

    AISYAH AVICENA RHAZES LAVOISIER
    SMPN 21 SURABAYA
    Project :
    DATELA GREEN REVITALIZATION
    Phytoremediation | Restoration | Eco innovations

    Balas
    • Mei 23, 2025 pada 06:39
      Permalink

      Demam berdarah bukan sekadar penyakit musiman, saat ini bisa berdampak serius jika tidak dicegah sejak dini. Mari tingkatkan kesadaran bersama dengan menjaga kebersihan lingkungan, menguras tempat penampungan air, dan mencegah gigitan nyamuk. Ingat, pencegahan lebih baik daripada pengobatan

      Nama : Leyna Mayyasha Qorri Ain
      Asal : SDN Pacar keling V Surabaya
      Proyek : Aloe sobat sehat, solusi hebat keluarga sehat

      Balas
    • Mei 23, 2025 pada 14:22
      Permalink

      Perkenalkan saya Almashyra Audy Siswanto dari SMP Negeri 18 Surabaya, saya merupakan calon putri Lingkungan Hidup tahun 2025. Saat ini saya mengikuti lomba pangeran putri lingkungan hidup tahun 2025 dengan proyek “pembuatan Terarrium sebagai penghilang stress”
      Menurut saya proyek ini sangat menarik karena selain bentuknya yang aesthetic, juga memanfaatkan toples” bekas dan rumput liar yang ada di jalanan. Mungkin dengan proyek ini saya bisa membantu mengurangi sampah yang bisa dijadikan tempat berkembang biaknya nyamuk aedes aegypti

      Balas
  • Mei 23, 2025 pada 06:01
    Permalink

    Salah satu pencegahan penyakit demam berdarah adalah dengan memastikan lingkungan bersih dan bebas dari jentik nyamuk.

    Memastikan tidak ada genangan air, sampah berserakan dan pemeriksaan jentik tiap minggu.

    Nama: Respati Syafiq Wijaya
    Asal : SDN Wiyung 1 Surabaya
    Proyek : Memanfaatkan cangkang telur sebagai pupuk organik

    Balas
  • Mei 23, 2025 pada 07:11
    Permalink

    DBD (Deman Berdarah Dengue) isue saat ini Benar adanya, oleh sebab itu saya membudidayakan tanaman lemongrass dapat dimanfaatkan sebagai pengusir nyamuk karena mengandung banyak zat seperti geraniol, metil, asam asam organik Dan terutama citronela. sereh memiliki senyawa aktif yang berfungsi sebagai pestisida organik.

    saya Ni Luh Gd Kt Keyva Richie Valerina Atmaja
    Sekolah SMPN 6 Surabaya
    Judul proyek Budidaya Lemongrass

    ingin tahu cara budidaya lemongrass follow Ig @keyva_richie

    Balas
    • Mei 23, 2025 pada 09:29
      Permalink

      DBD adalah salah satu penyakit berbahaya dengan tingkat kematian yang tinggi. Oleh karena itu mari kita lakukan upaya pencegahan dengan menjaga kebersihan lingkungan. Hal ini juga berkaitan dengan proyek LH yang aku kerjakan.

      Nama : Fathan Alby A
      Asal sekolah : SDN Banyu Urip III Sby
      Proyek LH : Pengolahan Limbah Minyak Jelantah Menjadi Sabun Mandi Anti Nyamuk.

      Halo sobat hijau 🌳
      Limbah minyak jelantah seringkali dibuang sembarangan ke saluran air atau tanah, sehingga dapat mencemari lingkungan, merusak ekosistem, dan mengganggu kualitas air tanah. Sabun mandi yang dihasilkan dari pengolahan limbah minyak jelantah memiliki fungsi tambahan sebagai anti nyamuk yang pastinya aman digunakan karena mengandung bahan alami. Dengan mengolah limbah minyak jelantah menjadi produk yang bermanfaat adalah salah satu solusi hidup ramah lingkungan. Yuk, jaga lingkungan kita.
      Salam bumi, pasti lestari 🌱

      Balas
  • Mei 23, 2025 pada 08:33
    Permalink

    Lebih baik mencegah dari pada mengobati , DBD memang sangat berbahaya, banyak korban sakit bahkan meninggal dunia akibat serangan nyamuk DBD.
    Oleh karena itu ayo awali dan mulai dari diri sendiri dengan peduli kebersihan lingkungan ( 3M) .
    Banyak limbah sampah non organik yg sulit terurai seperti plastik atau kertas,menyikapi hal tersebut saya RONA ( SDN wiyung 1sby) memiliki proyek pemanfaatan limbah kertas menjadi barang artistik bahkan yg brnilai ekonomi karena indah🙏
    selain itu limbah kertas akan lebih bermanfaat dari sebelumya!
    Salam sahabat hijau
    Mari cintai dan lestarikan lingkungan
    #Pangputlh2025
    #tunashijauid

    Balas
  • Mei 23, 2025 pada 10:27
    Permalink

    Waduhh, akibat perubahan iklim yang tak menentu sekarang penyakit Demam berdara bukan lagi menjadi penyakit musiman…
    Tetapi penyakit yang bisa datang di sepanjang hari serta bahaya banget….
    Nyamuk aedes aegypti ini punsekarang juga bisa berkembang biak di tempat lebab…
    Maka dari itu ayo teman2 sebagai generasi yang peduli kita harus peduli terhadap lingkungan dan menjaganya

    Nama:Princess Zelda Ilmiah
    Sekolah:SDN Kaliasin 1 Surabaya
    Proyek:Pengolahan sanpah organik berkelanjutan dengan eco enzyme dan kompos

    Balas
  • Mei 23, 2025 pada 12:11
    Permalink

    Nyamuk Aedes aegypti ini tidak hanya bersarang di tempat air bersih saja, tetapi juga di tempat tempatlembab dan teduh sekitar pemukiman.
    Sehingga penularan DBD tidak hanya terjadi di musim hujan saja , namun ancaman DBD terjadi sepanjang tahun.. oleh karena itu kita harus secara konsisten melakukan prinsip 3 M Plus ( menguras , menutup dan mendaur ulang plus mencegah gigatan nyamuk.
    Hal ini perlunya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.

    Nama. : FAKHRIE ZHAFRAN KHAIRY
    Sekolah: SDN Margorejo 1/403 Surabaya
    Proyek : Pengolahan Sampah Organik Dapat Memberikan Nutrisi Pada Tanaman.

    Balas
    • Mei 23, 2025 pada 13:09
      Permalink

      Bener banget, saat ini kasus DBD semakin meningkat. Kita harus mencegah dengan menerapkan prinsip 3M. Kebersihan menjadi indikator penting untuk mencegah DBD. Yukk teman teman kita cegah DBD dengan memperhatikan kebersihan sekitar rumah kita.

      Sayaa Indriana Indah Susilowati siswi SMP Negeri 1 Sukoharjo. Proyek saya adalah pengelolaan bank sampah dan pendaurulangan botol diharapkan proyek ini membantu mengurangi sampah yang menjadi sarang nyamuk.

      Balas
  • Mei 23, 2025 pada 16:35
    Permalink

    Jaga kebersihan ya…. Terutama disekitar kita. Jika sekitar bersih tentunya nyaman aman dari nyamuk 😊. Selain selalu membersihkan penampungan air juga perhatikan gantungan baju, juga bisa sebagai tempat bertelur nyamuk.

    Raihanah Augustin Kirani
    SDN MARGOREJO 1/403
    Project: Utak-Atik Limbah Tekstil

    Balas
  • Mei 24, 2025 pada 09:44
    Permalink

    Memang cuaca akhir akhir ini ekstrim sekali sehingga kondisi kesehatan manusia naik turun. Serta, banyak yg terkena DBD dri dampak lingkungan yg kurang bersih atau kumuh.
    Alhamdulillah saya dan keluarga saya belum pernah terkena DBD karna di sekitar lingkungan saya Bersih dan setiap Minggu ada ibu kader mengecek setiap bak air kamar mandi dan memberi obat agar tidak ada telur nyamuk yang tinggal di sana.

    ✨🌿Mari kita menjaga lingkungan agar tidak terkena penyakit🌿✨

    ~~~~_____~~~~~~

    Saya AISSHIREN DWI WULAN SARI dari sekolah SMPN 53 SURABAYA yang mengikuti peserta pangputlh 2025 dengan judul proyek Budidaya Bayam Maestro..

    Balas
  • Mei 24, 2025 pada 11:45
    Permalink

    Assalamu’alaikum wr wb….

    🌱 Haloo sobat hijau 🌱
    Perkenalkan nama saya Rachel halik qonita dari SDN Sidotopo Wetan 1/255 surabaya…

    Nyamuk Aides Aeggepti memang marak di musim hujan ☔ dan tentunya mereka juga bisa mengancam kesehatan kita dengan menyebarkan virus Demam berdarah…

    Saat ini sudah banyak orang yang sudah menjadi korban dari nyamuk ini. Entah itu orang dewasa atau anak kecil..

    Eits… Tapi setiap masalah itu pasti ada solusinya, Cara mencegah si kecil yang nakal ini (nyamuk) , kita bisa melakukan 3M yaitu menguras bak mandi, menutup tempat penampungan air ,dan mengubur sampah…serta juga dapat mencegah perkembangbiakan nyamukdengan menanam toga seperti serai dan bunga lavender….
    Salam bumi 🌎 pasti Lestari 🌿

    Balas
  • Mei 24, 2025 pada 17:31
    Permalink

    Saya Johanna Adreena Pasha dari SMPN 3 Surabaya. Menurut saya, Pergeseran pola penularan dari musiman menjadi sepanjang tahun, ditambah adaptasi nyamuk dan dampak perubahan iklim, harus kita antisipasi. Ini bukan lagi sekadar masalah kesehatan di musim hujan, tapi tantangan berkelanjutan yang membutuhkan kesadaran dan partisipasi aktif dari semua pihak.

    Balas
  • Mei 25, 2025 pada 18:52
    Permalink

    Perkenalkan nama saya Sharon Miracle Nusawakan, bersekolah di SMP Negeri 46 Surabaya. Saya membuat proyek ‘pembersih kerak dari cangkang telur’, terdengar unik bukan? Ayo cari tahu bersama aku~

    Pengembangan Proyek:
    Saya mengembangkan Miracle Shell, yaitu pembersih kerak berbentuk pasta yang dibuat dari cangkang telur—limbah dapur yang sering dianggap tidak berguna. Produk ini ramah lingkungan, hemat biaya, dan mudah dibuat. Saya juga mengajak teman-teman sekolah dan tetangga untuk ikut serta mengumpulkan cangkang telur dan menyebarkan manfaatnya. Ke depannya, saya berencana membuat kemasan yang menarik dan eco-friendly, membagikan sampel gratis, serta mengedukasi masyarakat melalui media sosial dan kegiatan lingkungan. Proyek ini saya buat agar lebih banyak orang tahu bahwa perubahan besar bisa dimulai dari dapur rumah sendiri.

    Pendapat saya :
    Artikel ini sangat penting dan mengingatkan saya bahwa ancaman DBD tidak bisa dianggap remeh dan harus diwaspadai sepanjang tahun, bukan hanya saat musim hujan. Sebagai calon Putri Lingkungan Hidup, saya terdorong untuk terus mengedukasi lingkungan sekitar tentang pentingnya menjaga kebersihan dan menghilangkan tempat berkembang biak nyamuk. Saya percaya, dengan tindakan kecil seperti menjaga lingkungan bersih dan mendaur ulang limbah rumah tangga, kita bisa turut mengurangi risiko penyakit dan menjaga kesehatan bersama. Terima kasih Tunas Hijau atas informasi yang sangat bermanfaat ini!

    Balas
  • Mei 25, 2025 pada 18:57
    Permalink

    Perkenalkan nama saya Sharon Miracle
    Nusawakan, bersekolah di SMP Negeri 46
    Surabaya. Saya membuat proyek ‘pembersih kerak dari cangkang telur’, terdengar unik bukan? Ayo cari tahu bersama aku~

    Pengembangan Proyek:
    Saya mengembangkan Miracle Shell, yaitu
    pembersih kerak berbentuk pasta yang
    dibuat dari cangkang telur–limbah dapur
    yang sering dianggap tidak berguna. Produk
    ini ramah lingkungan, hemat biaya, dan
    mudah dibuat. Saya juga mengajak teman-
    teman sekolah dan tetangga untuk ikut serta mengumpulkan cangkang telur dan
    menyebarkan manfaatnya. Ke depannya,
    saya berencana membuat kemasan yang
    menarik dan eco-friendly, membagikan
    sampel gratis, serta mengedukasi
    masyarakat melalui media sosial dan
    kegiatan lingkungan. Proyek ini saya buat
    agar lebih banyak orang tahu bahwa
    perubahan besar bisa dimulai dari dapur
    rumah sendiri.

    Pendapat saya :
    Artikel ini sangat penting dan mengingatkan
    saya bahwa ancaman DBD tidak bisa
    dianggap remeh dan harus diwaspadai sepanjang tahun, bukan hanya saat musim
    hujan. Sebagai calon Putri Lingkungan Hidup. saya terdorong untuk terus mengedukasi lingkungan sekitar tentang pentingnya menjaga kebersihan dan menghilangkan tempat berkembang biak nyamuk. Saya percaya, dengan tindakan kecil seperti menjaga lingkungan bersih dan mendaur ulang limbah rumah tangga, kita bisa turut mengurangi risiko penyakit dan menjaga kesehatan bersama. Terima kasih Tunas Hijau atas informasi yang sangat bermanfaat ini!

    Balas
  • Mei 25, 2025 pada 20:36
    Permalink

    Hai.. Sobat hijau.. 🌱🌿🍀
    Salam bumi pasti lestari🥰
    Antara DB dan types itu gejalanya hampir sama.. Oleh karena itu jika demam lebih dari 3 hri segera periksa ke dokter atau tes darah untuk membantu penanganan lebih dini.. Karena DB ini sangat berbahaya. Oleh karena itu kita harus selalu menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal kita.
    Tevy Janeeta Adriana
    Sdn Pakis V/372 surabaya
    Proyek budidaya tanaman binahong merah

    Balas
  • Mei 27, 2025 pada 10:27
    Permalink

    Saya siswa dari SMPN 11 surabaya sangat setuju dengan artikel yang di bicarakan saya sangat suka dengan artikel seperti yang ada di atas

    Balas
  • Mei 27, 2025 pada 10:34
    Permalink

    ASSALAMU’ALAIKUM WR.WB🙏
    Hai… Sobat hijau…🌱🌿🍀
    Salam Bumi pasti Lestari🥰
    Saya Setuju dengan artikel tersebut, karena penting bagi kesadaran diri kita dan masing² orang
    kita harus waspadai pencegahan kasus DBD yang mengancam sepanjang tahun

    Nama = Lukman Hakim
    Sekolah = SMPN 11 Surabaya
    Proyek pembuatan Kipas angin tanpa Listrik

    Balas
  • Mei 27, 2025 pada 16:42
    Permalink

    wahh terima kasih atas informasinya tunas hijau!!🤩

    Pantas saja dari cuaca yang tidak stabil saat ini banyak sekali nyamuk yang sedang berkeliaran, maka dari itu kita perlu waspada terhadap perkembangbiakan nyamuk ini yang dapat menimbulkan penyakit DBD dengan melakukan upaya -upaya yang dapat kita terapkan seperti menjaga kebersihan daerah rumah kita, menerapkan prinsip 3M plus ( MENGURAS bak mandi setidaknya 1x dalam seminggu , MENUTUP bak mandi bila tidak digunakan dan MENDAUR ULANG sampah limbah plastik menjadi barang yang lebih berguna, bermanfaat, bernilai ekonomis + MENCEGAH GIGITAN NYAMUK seperti memakai kelambu saat tidur , memakai baju panjang saat tidur )
    Dengan kesadaran dan kepedulian kita terhadap penyebaran penyakit DBD ini, Mari wujudkan lingkungan yang bersih, sehat dan pastinya terbebas dari nyamuk

    Salam bumi, pasti lestari!!

    Nama: MIRANDA PUTRI MULYONO
    Asal: SDN Wiyung 1/453 Surabaya
    Project: “Memanfaatkan sampah plastik menjadi barang yang lebih berguna, bermanfaat, dan bernilai ekonomis”

    Balas
    • Mei 30, 2025 pada 22:13
      Permalink

      Beberapa akhir ini cuaca tidak stabil,bisa membawa penyakit dari nyamuk demam berdarah.
      Maka dari itu bisa di cegah mulai dari rumah,seperti tidak menampung air di bak ( menutup bak mandi jika tidak di gunakan ),menjaga kebersihan dan memakai kelambu jika hendak tidur.

      Salam bumi pasti lestari

      Balas
  • Mei 30, 2025 pada 06:25
    Permalink

    Cuaca yang tidak stabil bisa membawa penyakit dari nyamuk demam berdarah, maka dari itu kita perlu waspada dengan nyamuk DB. Cara agar nyamuk di rumah kita tidak semakin banyak adalah: menguras bak mandi sesudah mandi, menutup bak mandi jika tidak di pakai.

    Balas
  • Juni 1, 2025 pada 13:22
    Permalink

    Saya Pepi Carolina, dari SMP Negeri 11 Surabaya, peserta Pangeran & Putri Lingkungan Hidup 2025. Proyek saya adalah budidaya jahe sebagai upaya memperkenalkan tanaman yang bermanfaat untuk menjaga kesehatan.
    Di balik daun dan rimpangnya, jahe mengingatkan kita tentang pencegahan seperti menjaga lingkungan agar nyamuk tak berkembang. Karena terkadang, hal kecil bisa jadi pelindung besar. Terlebih saat kasus DBD meningkat, penting bagi kita semua untuk lebih peduli pada kebersihan lingkungan sekitar.

    Balas
  • Juni 1, 2025 pada 13:23
    Permalink

    Saya Pepi Carolina, dari SMP Negeri 11 Surabaya, peserta Pangeran & Putri Lingkungan Hidup 2025. Proyek saya adalah budidaya jahe sebagai upaya memperkenalkan tanaman yang bermanfaat untuk menjaga kesehatan.
    Di balik daun dan rimpangnya, jahe mengingatkan kita tentang pencegahan seperti menjaga lingkungan agar nyamuk tak berkembang. Karena terkadang, hal kecil bisa jadi pelindung besar. Terlebih saat kasus DBD meningkat, penting bagi kita semua untuk lebih peduli pada kebersihan lingkungan sekitar.

    Balas
  • Juni 1, 2025 pada 13:23
    Permalink

    Saya Pepi Carolina, dari SMP Negeri 11 Surabaya, peserta Pangeran & Putri Lingkungan Hidup 2025. Proyek saya adalah budidaya jahe sebagai upaya memperkenalkan tanaman yang bermanfaat untuk menjaga kesehatan.
    Di balik daun dan rimpangnya, jahe mengingatkan kita tentang pencegahan seperti menjaga lingkungan agar nyamuk tak berkembang. Karena terkadang, hal kecil bisa jadi pelindung besar. Terlebih saat kasus DBD meningkat, penting bagi kita semua untuk lebih peduli pada kebersihan lingkungan sekitar.

    Balas
  • Juni 1, 2025 pada 18:10
    Permalink

    🌟 Sangat bermanfaat🌟

    mengenai meningkatnya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang kini menjadi ancaman sepanjang tahun, bukan hanya saat musim hujan. Penyajian informasinya jelas dan mudah dipahami, serta dilengkapi dengan langkah-langkah pencegahan yang praktis dan relevan bagi masyarakat. Penekanan pada pentingnya gerakan 3M Plus menunjukkan ajakan konkret untuk berperan aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan. Artikel ini sangat tepat dijadikan bahan edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya DBD dan pentingnya pencegahan sejak dini.

    Nama:Diky Yulia Efendi
    Sekolah:SMP Negeri 11 Surabaya
    Proyek:filter air

    Balas
  • Juni 4, 2025 pada 20:59
    Permalink

    pengetauan yg sangat bermanfaat..

    Saya Mikhael Kenzie Adhimah
    dari SDN Dukuh Menanggal Surabaya
    sedang mengembangkan budidaya bunga telang yg kaya akan manfaat

    Balas
  • Juni 4, 2025 pada 21:01
    Permalink

    pengetahuan yg sangat bermanfaat..

    Saya Mikhael Kenzie A
    dari SDN Dukuh Menanggal Surabaya
    sedang mengembangkan budidaya bunga telang yg kaya akan manfaat

    Balas
  • Juni 10, 2025 pada 14:40
    Permalink

    Sangat mengedukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahayanya DBD dan cara penangan secara dini.
    Sangat penting gerakan 3M Plus untuk berperan aktif dalam membersihkan lingkungan sekitar agar kita terhindar dari penyakit DBD.

    Nama : Akifa Maulidya
    Sekolah : SDN Tandes Kidul 1, Surabaya
    Proyek LH : Budidaya organik tanaman kale

    Balas
  • Juni 13, 2025 pada 11:35
    Permalink

    Peningkatan Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD): Ancaman Sepanjang Tahun
    pentingnya menjaga lingkungan dengan gerakan 3M

    Tunas hijau 🌱selalu menginspirasi masyarakat agar selalu menjaga dan melestarikan lingkungan untuk keseimbangan alam ..

    Naysia Aqila Andriani_SDN Ngagelrejo3_428_

    proyek tanaman sereh dengan berbagai manfaat dalam berbagai

    Balas
  • Juni 13, 2025 pada 12:20
    Permalink

    penting banget untuk terus waspada dan jaga kebersihan lingkungan sepanjang tahun, bukan hanya saat musim hujan. adaptasi nyamuk Aedes aegypti yang makin agresif membuat kita harus lebih disiplin melakukan 3M plus dan pencegahan lainnya agar terhindar dari DBD.

    Nama: Keisya Azellia Putri
    Asal Sekolah: SMPN 38 Surabaya
    Nama Proyek: Budidaya Sambung Nyawa
    Nomor Peserta: 1142

    Balas
  • Juni 14, 2025 pada 16:00
    Permalink

    padahal nyamuk aedes egypti ngga nunggu musim, dia berkembang kapan saja selama ada genangan. kita yang lengah, mereka yang menang.

    🌿 saatnya sadar :
    📌Bersihkan lingkungan bukan pas ada wabah
    📌Edukasi soal DBD harus jalan terus, bahkan seyahun sekali
    📌Pemerintah dan warga harus jalan bareng, bukan saling tunggu

    🦟DBD bukan takdir, tapi kelalaian yang bisa dicegah. Jangan tunggu kena dulu baru peduli!

    Balas
  • Juni 14, 2025 pada 23:29
    Permalink

    Sangat informatif dan menggugah kesadaran! Artikel ini berhasil menyampaikan bahwa DBD bukan lagi ancaman musiman, melainkan masalah kesehatan yang harus dihadapi sepanjang tahun. Penjelasan mengenai perubahan perilaku nyamuk dan dampak perubahan iklim benar-benar membuka mata kita bahwa upaya pencegahan harus lebih aktif dan berkelanjutan.

    Penting sekali bagi masyarakat untuk menerapkan 3M Plus sebagai kebiasaan harian, bukan hanya saat musim hujan. Poin edukasi kepada keluarga dan anak-anak juga sangat tepat—karena pemberantasan DBD harus dimulai dari rumah, dengan keterlibatan semua anggota keluarga.

    Nama:Gede Kesawa Desvananda Sasmita
    Nomor Peserta: 595
    Judul Proyek: Biobox Maggot: Solusi Daur Lang Sampah Organik Rumah Tangga Menjadi Emas Hitam

    Balas
  • Juni 15, 2025 pada 06:19
    Permalink

    nama: Jihan Zahiroh
    sekolah: SMPN 11 SURABAYA
    proyek: budidaya tanaman tomat

    Informasi yang sangat bermanfaat! Terima kasih atas penjelasannya tentang DBD dan cara pencegahannya.

    Balas
  • Juni 15, 2025 pada 11:21
    Permalink

    DBD sangat berbahaya, penjelasan yang informatif dan sangat bermanfaat bagi masyarakat luas. 😯 Nama saya Ervina Marsha Makaminang dari Smpn 11 Surabaya Proyek budidaya kangkung.
    Program yang sangat menginspirasi Aksi nyata untuk keselamatan bumi! saya sangat terinspirasi dengan program ini, program yang inspiratif dan edukatif bagi masyarakat luas dan keluarga. semoga dapat meningkatkan kesadaran dan partisipasi aktif. (⁠◠⁠‿⁠◕⁠)
    salam bumi pasti lestari 🌱☀️

    Balas
  • Juni 15, 2025 pada 12:29
    Permalink

    Halo Hai, Nama saya Anita Nur Fadilah
    Dari SMPN11 SURABAYA

    “Wah.., penting banget nih! Peningkatan kasus DBD sepanjang tahun jadi peringatan serius untuk kita semua. Program ‘Satu Rumah Satu Jumantik’ dan penerapan PSN 3M Plus jelas harus ditingkatkan—bukan hanya saat musim hujan, tapi dijadikan kebiasaan. Semoga masyarakat makin aktif melakukan pengurasan, penutupan, dan pendaurulangan agar angka kebebasan jentik ≥ 95 %. Mari bersama-sama lindungi keluarga dan lingkungan!” 🦟💪💪

    Salam Bumi, Pasti lestari!!😍

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *